oleh

Belajar dari Kasus Pemukulan Anggota TNI oleh Pengendara Moge di Bukittinggi

Untuk kesekian kalinya peristiwa miris ini terjadi, bentrokan antar pengendara moge (motor besar) dengan pengendara lain atau pengguna jalur yang sama.  Kali ini terjadi di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Dua TNI dikeroyok sejumlah anggota klub moge Harley Davidson yang sedang konvoi ke daerah itu. Merasa dihalangi jalannya, sejumlah anggota motor dari kota kembang itu turun dan mengeroyok dua anggota TNI  tersebut.

Kita yakin jika mereka mengetahui  yang mereka keroyok adalah anggota TNI, mereka tak  punya nyali melakukan perbuatan brutal yang kemudian viral di media massa. Apa pun para “tamu” dari luar itu alpa perihal pepatah yang demikian dimuliakan masyarakat Minang,” Di mana bumi dijejak, di situ langit dijunjung.

Peristiwa semacam ini sudah beberapa kali terjadi. Cekcok, adu mulut antara pengendara moge dengan pengendara lain atau siapa pun yang dianggap “merintangi” atau juga “melawan” mereka.

Kita mengharap tidak saja aparat kepolisian membawa kasus  yang masuk kategori penganiayaan ini ke pengadilan, tapi pemerintah segera mengeluarkan aturan perihal  motor gede ini agar tak merugikan masyarakat umum.

Arogansi pengendara moge diam-diam sudah menjadi rahasia umum  -tentu tidak semuanya karena ada juga penggemar moge yang tahu sopan santun di jalan. Tapi, ibarat nila setitik rusak susu sebelanga,  demkiankan citra pengendara moge. Kita mungkin masih ingat ada moge yang melaju di jalan tol dan kemudian menjadi pembicaraan ramai.

Dengan kapasitas CC besar, dengan sistem keamanan yang meyakinkan, siapa pun yang berada di atas moge tentu akan terbawa  mengendarai motor besar itu dengan laju di atas rata-rata. Masalahnya tentu lain, jika  berada di jalur padat, di jalan-jalan kota kecil atau berpaspasan dengan pengendara lain seperti terjadi di Bukitinggi.

Peristiwa di Bukittinggi  tak memberi jaminan tak berulang lagi. Kita mengharap tidak saja aparat kepolisian membawa kasus  yang masuk kategori penganiayaan ini ke pengadilan, tapi pemerintah segera mengeluarkan aturan perihal  motor gede ini agar tak merugikan masyarakat umum.

Kita tidak ingin melihat  orang-orang sok jagoan yang merasa jalanan   milik nenek moyang mereka, semata karena berada di atas motor seharga ratusan juta rupiah tersebut. (domainhukum)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed