Jakarta – Nama Donald Fariz identik dengan Indonesian Corruption Watch. Ia memang lama aktif di lembaga antikorupsi itu. Kini ia aktif di Kantor Hukum Visi Integritas. Donald kini gabung dengan tim hukum Partai Demokrat. Bergabungnya Donald memunculkan sejumlah pertanyaan.
Tapi Donal Fariz, mengaku telah berdiskusi dengan sejumlah koleganya sebelum bergabung dalam tim hukum Partai Demokrat. Termasuk, dengan kolega di Indonesia Corruption Watch, tempatnya bekerja dulu.
“Bagi saya tidak sesederhana itu terlibat. Saya minta pandangan banyak pihak dulu, salah satunya kolega di ICW,” kata Donal dalam wawancara dengan Tempo, Sabtu, 13 Maret 2021.
Di Visi Integritas, Donal meminta masukan dari Board of Advisory atau Dewan Penasihat. Ia mengatakan serangkaian diskusi itu demi memastikan keterlibatannya di tim hukum Partai Demokrat tak membawa dampak institusional kepada Visi Integritas maupun ICW.
Donal juga meminta pandangan dari koleganya dari kelompok masyarakat sipil. Menurut Donal, mereka memiliki cara pandang sama bahwa masalah yang menimpa Partai Demokrat bukan cuma
Ia juga mengatakan Kepala Staf Presiden Moeldoko yang kini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa Deli Serdang harus dibaca sebagai kekuatan formal negara.
“Ini bukan problem internal an sich, tapi berpotensi menuju ke states crime of democracy, dan ini bagian dari korupsi politik,” kata dia.
Donal mengatakan, partai politik harus dibaca sebagai instrumen demokrasi. Partai, kata dia, adalah sarana bagi masyarakat untuk berkumpul, berserikat, dan menyatakan pendapat. Ia mengatakan bukan tak mungkin pembajakan seperti yang dialami Demokrat pun menimpa kelompok masyarakat sipil di masa mendatang.
“Ini yang membuat kami yakin, upaya-upaya pembajakan demokrasi mesti dilawan, baik dalam konteks civil society maupun konteks advokat profesional,” ujar dia. (sumber: Tempo)
Donal mengatakan keputusannya ini bukan sekadar membela
Komentar