Kasus ditangkapnya Nia Ramadhani karena memakai narkoba menambah daftar pesohor kita yang, ternyata, mengonsumsi benda terlarang itu. Mengenaskan mengingat selama ini perempuan 30-an tahun tersebut kerap tampil di media sosial, menampilkan kehidupan pribadi, dan keluarganya yang tentram, harmonis, dan jauh susah.
Mengenaskan juga karena benda itu ternyata dinikmati dengan suaminya, Ardi Bakrie, yang selama ini dikenal sosok yang gemar berolahraga dan membentuk tubuh. Kepada polisi mereka mengaku baru “menikmati” benda itu sejak empat bulan silam, pengakuan yang tentu polisi perlu melacak kebenarannya.
Sebagai pasangan kaya raya –lihatlah gaya hidupnya yang bisa dilihat di youtube- misalnya, tentu bukan hal sulit bagi pasangan ini membeli sabu, apalagi, sekadar kurang dari 1 gram senilai Rp 1,5 juta itu. Publik mungkin bertanya: apa sebenarnya yang terjadi pada pasangan yang dari luar tampak “kehidupannya” demikian sempurna?
Sabu merupakan benda yang membuat penggunanya kecanduan, menghasilkan efek menenangkan sekaligus, demikian menurut literatur, membuat semangat kerja. Kepada polisi Nia dan Ardi mengaku memakai benda itu karena tekanan kerja. Kita tak tahu tekanan kerja semacam apa yang mereka alami mengingat selama ini keduanya tampak demikian enteng menjalani kehidupan –seperti yang terlihat pada foto dan video yang mereka umbar ke medsos.
Nia Ramadhani hanya satu dari puluhan artis yang terjerat narkoba. Tugas polisi adalah melacak siapa sebenarnya pemasok sabu ke Nia. Sebagai artis dan sosialita sangat tak aneh jika Nia menjadi incaran para para bandar narkoba yang rakus melihat mangsa-mangsa tajir seperti Nia dan lingkungannya. Karena itu, sebaiknya Nia membuka mulut, menceritakan ke polisi secara jujur dari siapa selama ini ia mendapat pasokan sabu. Kasus “Nia dan Sabu” ini semestinya tak boleh berhenti pada Nia saja –yang bisa jadi berakhir pada rehabilitasi. (domainhukum)
Komentar