oleh

Melindungi Investor Kesehatan di RS Ciawi

PEMERINTAH, seperti janjinya, mesti melindungi investor yang telah menanamkan modalnya demi industri di tanah air, termasuk industri pada dunia kesehatan. Tanpa perlindungan ini, para investor tidak hanya merasa dirugikan, tapi juga akan membuat pembangunan terhenti karena hilangnya rasa kepercayaan investor pada janji pemerintah.

Hal inilah yang terjadi pada investasi kesehatan di RS Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Alih-alih melindungi investor yang telah menanamkan uangnya, pihak rumah sakit bahkan terkesan berencana menyingkirkan perangkat medis bernilai miliaran rupiah yang telah diinvestasikan pihak investor.

Pada awalnya, seperti biasanya, adalah keterbatasan dana Rumah Sakit untuk memiliki perangkat cath lab yang vital untuk mengobati para penderita kelainan jantung. Dalam kondisi demikianlah, maka RS Ciawi mengundang pihak ketiga –ya investor, yakni pihak SMU Healthcare. Ini hal lazim dan biasa terjadi. Dan tentu saja dalam hal ini biasa muncul pula perhitungan bisnis. Di mana pun, yang namanya investor jelas telah mengeluarkan investasi dan untuk itu berharap memetik keuntungan.

Perhitungan antara pihak RS Ciawi dan pihak ke tiga yang menyediakan cath lab pun dibuat. Dengan cara ini maka selamatlah ratusan atau mungkin ribuan penderita kelainan pasien jantung yang berobah ke RS Ciawi. RS Ciawi pun namanya berkibar sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas cath lab.

Persoalan muncul ketika rumah sakit ini kemudian meminta anggaran untuk membeli cath lab sementara sebenarnya fungsi cath lab yang tersedia masih berfungsi sangat baik  -dalam arti misalnya kapasitasnya untuk menerima pasien jantung masih lebih dari cukup. Cath lab akhirnya terbeli tapi hal-hal lain yang harus tersedia bagi cath lab yang baru –seperti ring dan lain-lain- tidak dianggarkan. Dari mana harus diambil keperluan itu? Cara paling mudah tentu dari milik investor yang tersimpan dalam rumah sakit itu.

Kita melihat dua hal yang merugikan investor di sini. Pertama, pembelian cath lab ini jelas merugikan investor. Kesan “habis manis sepah dibuang,” tampak jelas. Tindakan semacam ini akan membuat jeri para investor kesehatan yang awalnya berniat baik untuk membantu rumah sakit. Kedua, pembelian alat tanpa memasukkan angggaran lain sebagai “pengiring” alat itu jelas sebuah perencanaan pembelian yang janggal. Semestinya Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah memeriksa hal ini. Sebuah cath lab memerlukan biaya lain –bulanan dan tahunan yang tidak sedikit- seperti perawatan, servis, dan perlengkapan lainnya.

Kasus pembelian cath lab oleh Rumah Sakit Ciawi adalah contoh bagaimana para investor kesehatan telah dirugikan dan dipermainkan dengan sewenang-wenang. Satu-satunya jalan untuk hal hal ini adalah mengembalikan komitmen perjanjian dengan investor dengan cara misalnya menghentikan rencana operasional cath lab itu. Cath ini misalnya bisa dipindahkan ke rumah sakit lain yang membutuhkan.

Investor harus dilindungi, itulahlah janji pemerintah dan Gubenur Jawa Barat, Bupati Bogor, serta DPRD Kabupaten Bogor tidak boleh mendiamkan masalah ini. RS Ciawi telah memberi contoh tak terpuji bagaimana memperlakukan investor kesehatan. []

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed