Di tengah korupsi di mana-mana, di tengah para pemimpin yang seperti tidak berpihak pada rakyat dan tak peduli apa yang terjadi pada mereka, Dedi Mulyadi adalah harapan baru. Belum dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat, ia telah melakukan sejumlah koreksi yang dilakukan pendahulunya dan melemparkan gagasan yang semuanya berpihak untuk kesejahteraan warganya. Semua ia lakukan secara transparan dan muncul di media sosial.
Dedi membuka pintu lebar-lebar pada mereka yang ingin mengadukan ketidakadilan. Ia menerima aduan siswa tentang bobroknya pendidikan -pungutan ini itu, hak siswa yang tidak didapat, penyelewengan sana-sini dan lain-lain. Beberapa jam setelah dilantik ia memecat kepala sekolah di Depok yang masih saja melarang imbauannya agar tidak melakukan study tour ke luar provinsi Jawa Barat.
Pendidikan selama ini telah menjadi ladang korupsi dan seolah semua tutup mata, tak peduli, atau tak berdaya. Sistem rayon, sistem penerimaan siswa berubah menjadi ladang korupsi dan kongkalingkong, menyingkirkan mereka yang sebenarnya berhak. Katebelece, telpon, dari para anggota Dewan, pejabat, dan lain-lain yang meminta kepala sekolah menerima anak mereka di sekolah tertentu membuat sistem penerimaan baru siswa SD, SMP, SMA, jauh dari rasa keadilan. Yang kuat dan berkuasa yang menang. Inilah kebusuhan yang harus dibongkar dan dihancurkan Dedi Mulyadi.
Untuk membuat masyarakat merasakan kehadirannya -dan gunanya ia menjadi gubernur- Dedi cukup fokus pada pembenahan pendidikan dan kesehatan di Jawa Barat saja. Dengan energinya yang luar biasa, dalam tempo tak lebih setengah tahun, ia pasti bisa membenahi dua hal yang sangat penting itu, yang pada akhirnya akan merembet pada perbaikan akhlak dan ekonomi: menghilangkan korupsi di dunia pendidikan, melenyapkan pungutan yang membebani siswa, melarang guru-guru berjoget di Tiktok pada jam sekolah dan seterusnya. Sudah lama memang kita melihat seolah pelajaran moral terabaikan dari bangku-bangku sekolah dengan melihat para guru menari-nari dengan seragam mereka dan membuktikan papatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari.
Dedi Mulyadi adalah harapan baru Jawa Barat juga Indonesia -sejauh ia tetap konsisten terhadap apa yang dilakukannya selama ini: melawan ketidakadilan dan semangat mensejahterakan rakyat kecil. (domainhukumcom)
Komentar